Rabu, 06 Mei 2015

Laporan Pengaruh Media Tanam Terhadap Tanaman Cabe (Capsicum annum)

Disusun oleh:
Wiwid Septiyardi

XII IPA 3/16

SMAN 1 Jetis Bantul Yogyakarta
2010 – 2011

BAB I PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Meningkatnya harga kebutahan cabe dikalangan masyarakat tidak lepas dari menurunan produksi cabe itu sendiri. Hal ini dapat dikarenakan mengenai cara pengolahan tanaman cabe karena semakin menipisnya lahan pertanian.
 
Namun seringkali kita melihat abu ataupun sekam padi terbuang sia-sia. Dengan menggunakan media tanam abu sisa pembakaran tanaman padi yang sudah dipanen maupun sekam padi (kulit padi yang telah diambil berasnya) dapat mengatasi permasalahan lahan pertanian yang semakin berkurang.
 
Akan tetapi perlu dilakukannya penelitian pengaruh serta kandungan yang terdapat pada abu dan sekam padi tersebut untuk lebih mengetahui pengaruhnya terhadap tanaman cabe.

B. Rumusan Masalah 

1. Bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan cabe?
2. Apakah perbedaan kecepatan tumbuh biji cabe yang menggunakan media tanam dengan tanah kebun?

C. Tujuan

1.Mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan cabe.
2.Mengetahui perbedaan kecepatan tumbuh biji cabe yang menggunakan media tanam dengan tanah kebun.

D. Manfaat 

1. Bagi petani : Dapat memanfaatkan media tanam lain untuk menggantikan tanah.
2. Bagi peneliti : Dapat mengetahui unsure-unsur dalam abu dan sekam terhadap pertumbuhan cabe.
3. Bagi siswa : Sebagai bahan belajar tentang pengaruh pertumbuhan terhadap media tanam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hari : Senin
Tanggal : 26 Juli 2010
Jam : 15.30 wib

A. Sekam Padi Sebagai Sumber Energi Alternatif 

Limbah sering diartikan sebagai bahan buangan/bahan sisa dari proses pengolahan hasil pertanian. Proses penghancuran limbah secara alami berlangsung lambat, sehingga limbah tidak saja mengganggu lingkungan sekitarnya tetapi juga mengganggu kesehatan manusia. Pada setiap penggilingan padi akan selalu kita lihat tumpukan bahkan gunungan sekam yang semakin lama semakin tinggi. Saat ini pemanfaatan sekam padi tersebut masih sangat sedikit, sehingga sekam tetap menjadi bahan limbah yang mengganggu lingkungan.

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar.

Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot gabah. Penggunaan energi sekam bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran untuk bahan bakar bagi rumah tangga petani. Penggunaan Bahan Bakar Minyak yang harganya terus meningkat akan berpengaruh terhadap biaya rumah tangga yang harus dikeluarkan setiap harinya.

Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan. 
Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting seperti dapat dilihat di bawah.

Komposisi kimia sekam padi menurut Suharno (1979) :
• Kadar air : 9,02%
• Protein kasar : 3,03%
• Lemak : 1,18%
• Serat kasar : 35,68%
• Abu : 17,17%
• Karbohidrat dasar : 33,71

Komposisi kimia sekam padi menurut DTC – IPB :
• Karbon (zat arang) : 1,33%
• Hidrogen : 1,54%
• Oksigen : 33,64%
• Silika : 16,98%

Dengan komposisi kandungan kimia seperti di atas, sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antaranya:

• Sebagai bahan baku pada industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia,

• Sebagai bahan baku pada industri bahan bangunan, terutama kandungan silika (SiO2) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah, (c) sebagai sumber energi panas pada berbagai keperluan manusia, kadar selulosa yang cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil.

Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil)1 125 kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg sekam sebesar 3300 k. kalori. Menurut Houston (1972) sekam memiliki bulk density 0,100 g/ ml, nilai kalori antara 3300 -3600 k. kalori/kg sekam dengan konduktivitas panas 0,271 BTU.

Untuk lebih memudahkan diversifikasi penggunaan sekam, maka sekam perlu dipadatkan menjadi bentuk yang lebih sederhana, praktis dan tidak voluminous. Bentuk tersebut adalah arang sekam maupun briket arang sekam. Arang sekam dapat dengan mudah untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang tidak berasap dengan nilai kalori yang cukup tinggi. Briket arang sekam mempunyai manfaat yang lebih luas lagi yaitu di samping sebagai bahan bakar ramah lingkungan, sebagai media tumbuh tanaman hortikultura khususnya tanaman bunga.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081110202957AA1CBsE

B. Manfaat Abu Sekam 

Abu sekam memiliki fungsi mengikat logam berat. Selain itu sekam berfungsi untuk menggemburkan tanah sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara di dalamnya. sehingga masih tetap terlu campuran media lain dalam media tanaman tersebut. bagus di campur dengan kompos. 

Sekam ada dua jenis yang dipakai untuk tanaman hias, pertama yang hangus 50% untuk media tanam atau dicampur, tapi untuk semai bibit, adenium missalnya kurang baik, kedua yang hangus 100% ini baik untk media atau campuran dan juga baik untuk semai, lebih steril, soal kelembaban saat membuat tidak perlu diperhatikan, tapi saat aplikasinya ketanaman asal jangan becek aja. semua tanaman bisa tumbuh baik dg sekam bakar, keuntungan pakai media tanama sekam bakar adalah steril, poros, banyak unsur hara, ringan untuk mobilisasi, tapi harganya terbilang mahal, karena proses pembuatanya memakan waktu dan bahan bakar yang banyak.

Juga, bahan organik dan merupakan kompos bagi tanah. yang namanya bahan organik itu berfungsi memperbaiki sifat tanah dan membantu mengikat unsur nitrogen, fospor, dan kalium (NPK) dalam tanah agar tidak lari kemana2 karena kalo unsut2 tsb lari, tanaman akan kekurangan. tanpa tanahpun dia akan berfungsi menahan unsur2 tadi, makanya tanaman bisa hidup jika ditanam di sekam atau abu sekam.

Tapi ingat, kandungan unsur hara sekam itu tak sebanyak yang ada di pupuk buatan, maka penggunaan yang terbaik adalah dengan mencampur antara kompos (misalnya sekam) dan pupuk buatan, dengan intensitas sesuai kebutuhan tanah.

Tahukah kalian:Ternyata abu sekam padi ini sangat kaya akan silica (Si) yang dalam oksidanya dikenal dengan silica dioxide. Sebenarnya penggunaan silica dalam dunia konstruksi khususnya teknologi beton sudah mulai dipakai sebagai bahan tambah. Hebatnya silica yang dari abu sekam padi ini tidak kalah dengan silica fume yang harganya cukup tinggi. Namun sayangnya, pertumbuhan tanaman padi dewasa ini telah berganti dengan pertumbuhan beton dan bata. Sehingga prospek usaha untuk pengembangan silica dari abu sekam padi akan semakin suram.

Dari penelitian yang dilakukan secara intensif sejak tahun 1997 hingga 2005, didapat kesimpulan akhir bahwa abu sekam padi ini sangat potensial digunakan dalam bidang geoteknik terutama untuk perbaikan tanah. Dengan sedikit memberikan sentuhan iptek pada proses pembakaran, kandungan silica yang dihasilkan dapat mencapai diatas 90%. Sunggung nilai yang fantastis bukan. Dari catatan, 1995-2001, produksi sekam padi di Indonesia adalah bisa mencapai 4 juta ton per tahunnya. Berarti abu sekam yang dihasilkan 400 ribu ton per tahun. Inikan bisa menjadi nilai bagi para petani padi, jika ia tahu akan manfaatnya. 
http://id.wikipediaa.com/329-sekam-padi-sebagai-sumber-energi-alternatif.html 

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan

A. Faktor Luar 

1. Air dan Mineral Þ berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.
2. Kelembaban.
3. Suhu Þ di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan.
4. Cahaya Þ mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat. 

Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap.
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran. 

B. Faktor Dalam 

1. Faktor hereditas.
2. Hormon.
a. Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa.
  • Membantu perkecambahan
  • Dominasi apikal 
b. Giberelin
(Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa).
Fungsi giberelin : 
  • Pemanjangan tumbuhan
  • Berperan dalam partenokarpi 
c. Sitokinin
(Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang pembelahan sel).

d. Gas Etilen Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua

e. Asam Absiat

f. Florigen

g. Kalin 

Hormon pertumbuhan organ, terdiri dari :
  • Rhizokalin
  • Kaulokali
  • Filokalin
  • Antokalin 
h. Asam traumalin atau kambium luka
Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka. 
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0055%20Bio%202-3b.htm

BAB III METODE PENELITIAN

 

A. Objek

Tanaman cabe

B. Alat dan Bahan

1. Bekas wadah air mineral gelasan sebanyak pot 9 gelas.
2. Tanah kebun, abu, dan sekam.
3. Biji cabe 27 buah.
4. Mistar / alat tulis.
5. Takaran media tanam.

C. Prosedur Pelaksanaan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Mengisi 9 wadah air mineral dengan media tanam.


Pot A = 3 wadah air mineral diisi sekam
Pot B = 3 wadah air mineral diisi abu
Pot C = 3 wadah air mineral diisi tanah kebun
 

3. Menanam biji cabe pada pot masing – masing 3 biji.
4. Mengamati dengan mengukurnya selama 7 hari
.

Gambar Perlakuan :
Pot A
A1 A2 A3

Pot B
B1 B2 B3

Pot C
C1 C2 C3

Keterangan :
Deret pot A (A1, A2, A3) = abu
Deret pot B (B1, B2, B3) = sekam
Deret pot C (C1, C2, C3) = tanah

D. Variabel

1.Bebas - Banyak sedikitnya media tanam pada penanaman biji cabe.
2.Terikat - Pertumbuhan batang dan daun yang indicator tinggi batang, jumlah daun dan warna daun.
3.Kontrol - Biji cabe dengan menggunakan tanah kebun.

E. Rancangan Penelitian

1. Kelompok A - Pot A1, A2, A3 menggunakan media tanam sekam ½ gelas mineral.
2. Kelompok B - Pot B1, B2, B3 menggunakan media tanam abu ½ gelas mineral.
3. Kelompom C - pot C1, C2, C3 menggunakan media tanam kebun ½ gelas mineral.

F. Jadwal penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, kami melakukannya setiap tiga hari sekali yaitu pada hari,
1. Jum’at 30 Juli 2010
2. Senin 2 Agustus 2010
3. Kamis 5 Agustus 2010 
Pada setiap penelitian kami mencatat hasil dari pertumbuah tanaman cabe sehabis KBM selesai.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

 

A. Tabel Pengamatan

Setelah melakukan sebuah percobaan, hasil dari pengamatan tinggi batang, jumlah daun serta warna daun pada tanaman cabe kita masuk kedalam sebuah table hasil pengamatan. Dan berikut hasil dari pengamatan tersebut.

Pot Biji Indikator
Tinggi Batang Jumlah Daun Warna Daun

Hari Hari Hari 
1 3 7 Rata 1 3 7 Rata 1 3 7

A1 1 2 3,1 3,1 2,825 2 2 2 2 hijau hijau hijau
 2 0,5 1,1 1,5 0,95 - - - - - - -

A2 1 3 3,8 4,3 2,35 2 2 2 2 hijau hijau Hijau
 2 - 3,7 3,6 3,35 - 2 2 1 hijau hijau Hijau

A3 1 2 3,1 3 2,775 2 2 2 2 hijau hijau Hijau
 2 - 1,4 1,5 1,45 - - - - - - -

B1 1 1 layu kering mati 2 - - 1 hijau layu mati
 2 - 1 mati 1 - - - - - - -

B2 1 1 mati mati mati 2 - - 1 hijau layu mati
 2 - 0,7 mati 0,7 - - - - - - -

B3 1 2 mati mati mati 2 2 - 2 hijau layu mati
 2 0,5 mati mati - - - - - - - -

C1 1 0,5 2 5 1,25 - - 2 - - - Hijau
 2 - 1,6 3,1 0,8 - - - - - - -

C2 1 3 5,4 3,3 4,2 2 2 2 2 hijau hijau hijau
 2 0,5 4 3,1 2,25 - 2 2 1 - hijau hijau

C3 1 1,5 5,1 5,5 3,3 2 2 2 2 hijau hijau hijau
2 1,5 3,1 3,5 2,3 - 2 2 1 - hijau hijau.

B. Grafik

Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan pertumbuhan tanaman cabe di setiap media tanam yang digunakan, maka kami sajikan grafik pertumbuhan sebagai berikut.




Gambar 1. Grafik tentang pertumbuahan tinggi tanaman cabe
Gambar 1.2. Gambar tentang jumlah daun pada tanaman cabe 
Keterangan :
1) Rata – rata tinggi batang pada,
  • Pot A
A 1 : rata – rata pertumbuhan tinggi batang 1,8875
A 2 : rata – rata pertumbuhan tinggi batang 2,85
A 3 : rata – rata pertumbuhan tinggi batang 2,1125
Rata – rata keseluruhan pada potA (A 1, A 2,A 3) adalah 2,283
  • Pot B
B 1 : rata – rata pertumbuhan tinggi batang 0,5
B 2 : rata – rata pertumbuhan tinggi batang 0,35
B 3 : rata – rata pertumbuhan tinggi batang -
Rata – rata keseluruhan pada pot B (B 1, B 2, B 3) adalah 0,283 
  • Pot C
C 1 : rata – rata pertumbuhan tinggi batang 1,025
C 2 : rata – rata pertumbuhan tinggi batang 3,225
C 3 : rata – rata pertumbuhan tinggi batang 2,8
Rata – rata keseluruhan pada pot C (C 1, C 2, C 3) adalah 2,35 
2) Rata – rata jumlah daun pada,
  • Pot A
A 1 : rata – rata jumlah daun 1
A 2 : rata – rata jumlah daun 1,5
A 3 : rata – rata jumlah daun 1
Rata – rata keseluruhan pada potA (A 1, A 2,A 3) adalah 1,167 
  • Pot B
B 1 : rata – rata jumlah daun 0,5
B 2 : rata – rata jumlah daun 0,5
B 3 : rata – rata jumlah daun 1
Rata – rata keseluruhan pada pot B (B 1, B 2, B 3) adalah 0,67 
  • Pot C
C 1 : rata – rata jumlah daun -
C 2 : rata – rata jumlah daun 1,5
C 3 : rata – rata jumlah daun 1,5
Rata – rata keseluruhan pada pot C (C 1, C 2, C 3) adalah 1

C. Pembahasan

 

Abu
Menurut pendapat Sullivan, Ketika kayu terbakar, nitrogen dan sulfur hilang sebagai gas, dan kalsium, kalium, magnesium dan trace elemen senyawa tetap. The karbonat dan oksida yang tersisa setelah pembakaran kayu adalah agen pengapuran berharga, menaikkan pH, sehingga membantu untuk menetralkan tanah asam. Jadi, abu sangat baik untuk media tanam karena mengandung , berisi sebagian besar dari 13 nutrisi penting tanah harus pasokan untuk pertumbuhan tanaman. 

Namun factor di lapangan ketika kami melakukan penelitian tanaman cabe tidak dapat tumbuh subur dengan media tanam abu. Diduga kami terlalu sering melakukan penyiraman terhadapat tanaman tersebut karena ketika abu menjadi basah, itu kehilangan sifat-sifatnya menghambat. penggunaan terus-menerus abu dengan cara ini dapat meningkatkan pH tanah terlalu banyak, atau mengakumulasi kadar garam yang tinggi berbahaya bagi tanaman. 
 Sekam
Berdasarkan pendapat dari Suharno (1979) komposisi kimia sekam padi adalah Kadar air : 9,02%, Protein kasar : 3,03%, Lemak : 1,18%, Serat kasar : 35,68%, Abu : 17,17%, Karbohidrat dasar : 33,71.

Dengan komposisi kandungan kimia seperti di atas, sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antara sebagai media tanam. Dan itu terbukti apa yang telah kami lakukan dilapangan. Tanaman cabe dengan media tanam sekam dapat tumbuh dengan subur dengan penyiraman yang kami lakukan.


BAB V KESIMPULAN

 

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian diatas maka kesimulan yang dapat ditarik, pengaruh media tanam abu bersifat penghambat pertumbuhan tanaman cabe yang mengakhibatkan tidak dapat tumbuh subur bahkan mati, hal ini dikarenakan media tanam abu tidak perlu terlalu sering disirami, karena apabila terlalu sering disirami maka abu akan kehilangan beberapa kandungan penting yang berguna untuk pertumbuhan.

Sementara itu media tanam yang paling bagus digunakan untuk menjadi solusi semakin krisisnya lahan pertanian adalah menggunakan media tanam sekam. Karena sekam padi memiliki unsure – unsure kandungan yang sangat bagus untuk media tanam salah satunya tanaman cabe.

Hal ini dibuktikan dengan perbandingan tinggi batang antara sekam padi, abu, dan tanah secara berturut – turut menunjukan sebagai berikut, 
Pot A :2,283
Pot B :0,283
Pot C :2,35

Sementara untuk perbandingan jumlah daun pun demikian,

Pot A : 1,167
Pot B : 0,67
Pot C : 1 

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa sekam padi jauh lebih bagus untuk digunakan sebagai media tanam dari pada abu, karena sekam padi memiliki tinggkat kesuburan pada tanah kebun.

LAMPIRAN

 

A. Lampiran 1

  • Hari 1 (Jum’at 30 Juli 2010)
A B C
  • Hari 3 (Senin 2 Agustus 2010)
A B C
  • Hari 3 (Kamis 5 Agustus 2010)
A B C 

B. Lampiran II

  • Dalam melakukan penelitian ini, yang pertama kami lakukan pada tanggal 25 Juli 2010 adalah melakukan perkecambahan terlebih dahulu.
  • Selanjutnya setelah tanaman cabe dapat berkecambah pada tanggal 30 Juli 2010, kami memindahnya kedalam pot yang telah diisi dengan media tanam yang berbeda (abu, sekam, tanah). Dan memulai melakukan perlakukan pada tanaman cabe tersebut.
  • Pada tanggal 31 Juli 2010 pada pukul 13.30 (sehabis KBM) kami melakukan penyiraman di setiap masing tanaman.
  • Senin, tanggal 2 Agustus kami mencatat hasil dari pertumbuhan tanaman cabe. Namun pada penelitian yang kedua ini, tanaman cabe pada pot dengan media tanam abu tidak dapat berkembang dan tampak layu di bandingkan dengan media tanam sekam.
  • Pada tanggal 5 Agustus 2010 kami melakukan penelitian yang ketinga. Dan pada penelitian tersebut kami mendapati bahwa tanaman cabe dengan media tanam abu sudah mati. Sementara media tanam sekam memiliki tingkat kesuburan hampir mendekati dengan tanah kebun.

Daftar Pustaka :

 

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081110202957AA1CBsE
http://id.wikipediaa.com/329-sekam-padi-sebagai-sumber-energi-alternatif.htm
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0055%20Bio%202-3b.htm

4 komentar: